Jumat, 26 Agustus 2011

JK Usulkan Standar Nilai UN Terus Dinaikan


BANDUNG - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan kepada pemerintah supaya tahun depan nilai standar kelulusan Ujian Nasional (UN) dinaikan. Kenaikan ini harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“UN harus tetap ada. Tiap tahun (standar nilai) harus naik harus lebih tinggi. Nilai nasionalnya harus ditingkatkan terus, jangan sama,” kata Kalla, usai mengisi
Presidential Lecture Series Indonesia 2045di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (20/8/2011).

Kenaikan standar kelulusan UN, kata Kalla, diperlukan untuk mengejar standar nilai yang ada di negara lain, misalnya dengan Singapura dan Malaysia yang saat ini masih di atas Indonesia.

“Maka standar nilai harus terus naik, karena ilmu itu berkembang. Sama dengan kemampuan bangsa yang berkembang terus. Sehingga kita harus mencapai level yang sama setidaknya dengan Singapura dan Malaysia,” ungkapnya.

Jika standar kelulusan UN terus dinaikan tiap tahun, Kalla yakin dalam waktu lima tahun lagi kualitas SDM Indonesia di level Asia akan sama dengan Malaysia dan Singapura. Maka, UN tetap harus ada sebagai tolak ukur kemampuan akademis nasional.

“Jika ujian di Indonesia lebih mudah dari Malaysia dan Singapura, kita akan kalah terus. Sedangkan kualitas pendidikan naik terus,” tukasnya.

Dinaikannya standar kelulusan UN tentu akan banyak siswa yang tidak lulus. Menurut Kalla, masyarakat jangan khawatir takut tidak lulus UN. Sebab, peningkatan kesulitan UN tiap tahun sebuah keharusan jika ingin memperbaiki daya saing bangsa. “Ini agar kurikulum kita makin lama makin tinggi. Jangan lupa, ilmu itu akan terus berkembang,” terangnya.

Dalam
Presidential Lecture Series itu, Kalla juga menyinggung masih lemahnya daya saing SDM Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah lemahnya tingkat kesulitan dalam UN. Sudah lama tingkat kesulitan UN di Indonesia terlau mudah sehingga banyak anak yang lulus.

“Ada yang keliru dalam sistem pendidikan kita. Anak itu tidak boleh dimanja. Mau lulus atau tidak terserah. Mau istigosah di mana-mana terserah. Dulu, saya yang minta UN lebih keras karena zaman dulu banyak yang lulus,” paparnya.
(rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar