Minggu, 20 Oktober 2013

Just Wanna See You



Indri Oktaviana
Just Wanna See You

Delapan dari sepuluh manusia di dunia beranggapan bahwa LDR atau Long Distance Relationship itu mustahil terjadi. Mereka tidak percaya adanya hubungan jarak jauh yang bisa membuat perasaan sebuah pasangan akan bertambah baik, bahkan dapat berlanjut ke jenjang pernikahan. Mungkin mereka ada benarnya karena menurut survey yang telah mereka lihat selama ini. Kali ini saya akan bercerita tentang sepasang kekasih yang menjalankan hubungan LDR selama empat tahun dan mereka melalui suatu masalah yang lumayan untuk dipelajari oleh pasangan lainnya.
            Sudah empat tahun lamanya Firsa melalui hari demi hari yang indah tanpa kekasihnya karena suatu pekerjaan. Walaupun Nino kekasihnya itu selalu pulang untuk menemui Firsa setahun dua kali, tetapi mungkin belum cukup untuk melepaskan semua rindu yang menyelimuti hati kedua anak manusia ini. Selama Nino jauh dari Firsa, Nino menghubungi Firsa lewat pesan dari telepon genggamnya. Isi pesan tersebut tidak berbeda jauh setiap harinya. “ Kamu sudah makan Firsa?” “Kamu sedang apa sekarang?” “Jangan lupa sholat ya.” “Hati-hati dimanapun berada sayang.” Begitu pula dengan Firsa saat menjawab pesan Nino.
            Kebetulan di kampusnya Firsa memiliki teman yang sekarang bernasib sama dengannya. Selain sama-sama merasakan hubungan jarak jauh, dia dan temannya ini juga sama-sama memiliki tambatan hati di satu perusahaan yang sama di pulau jawa. Namanya Lauren. Lauren sudah menjalin hubungan dengan Hardi selama setengah tahun belakangan ini. Lauren terlihat sangat menyayangi dan mengagumi sosok Hardi yang baru-baru ini menyelamatkan dirinya dari bahaya laki-laki penghianat. Akhirnya Lauren berhasil untuk Move On dari mantan kekasihnya.
            “Fir, kamu kelihatan seperti sedang menunggu sesuatu?menunggu telepon dari taksi?” tanya Lauren yang melihat Firsa duduk gelisah memegang telepon genggam miliknya di taman depan kampus.
            “Tidak kok Ren, oh iya, hari ini mereka liburan ke puncak ya bersama karyawan lain?asik ya. Seandainya kita bisa ada disana ya.” Jawabanku sambil melengkungkan senyuman yang penuh harapan.
            “Iya, aku juga ingin sekali bisa pergi ke suatu tempat yang indah bersama Hardi. Hardi barusan mengabariku bahwa mereka baru sampai dan saat ini sedang bermain di kebun teh. Dia seperti ingin sekali membuatku iri dengan cerita-ceritanya tentang keindahan kebun teh disana.”
            Firsa mulai mengerutkan alisnya. “Oh. Dia sudah menghubungimu Ren?sejak kapan?” Jantung Firsa tiba-tiba berdegub lebih cepat dari sebelumnya.
            Lauren menjawab dengan mimik wajah heran. “Sejak tadi pagi. Memangnya kenapa?” Firsa hanya terdiam dengan tatapan kosong seakan ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Memang sejak tadi pagi Nino belum menghubunghinya. Terakhir Nino mengabarkan bahwa dia sudah hampir sampai tapi masih beristirahat di suatu kedai teh di jalan menuju puncak. Itu pun saat matahari masih antara mau tidak mau menyinari bumi.
            “Sekarang sudah hampir pukul tiga sore. Kenapa dia belum juga mengirimi aku pesan?apa ada sesuatu yang membuatnya tidak ingin diganggu olehku?” Firsa bergumam sendiri di dalam taksi menuju Cafe di Mall dekat kampusnya. Kebetulan dia sudah ada janji untuk bertemu dengan teman lamanya disana.
            Kamu dimana?maaf jika aku memang mangganggumu yang sedang bersenang-senang disana bersama karyawan lain. Aku hanya ingin tahu kabarmu. Jika memang tidak penting tidak perlu kau hiraukan.” Begitu pesan yang dikirimkan oleh Firsa kepada Nino.
            Tak lama Firsa menerima pesan balasan dari Nino untuknya. Saat membacanya Firsa tidak bisa mengendalikan kecepatan jantung dan nafasnya yang saat itu berlomba-lomba. “Aku sudah mengirimkan pesan untukmu dan sampai sekarang belum kau balas. Mungkin aku yang mengganggumu. Maaf.”
            Kapan kau mengirim pesan untukku?mungkin kau hanya berhalusinasi dan mengirimkan pesan untuk wanita lain di handphone mu. Sudahlah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bersenang-senang.” Firsa mengirimkan pesan terakhir itu pada Nino yang saat ini sedang berada di Puncak besama teman karyawan lain. Mereka sengaja berlibur untuk menghilangkan penat disana.
            Terserah kamu Firsa. Silakan kau mau berpikiran buruk macam apa terhadapku. Aku lelah dan tertidur karena semalaman menyetir mobil hingga sampai disini. Terimakasih.” Itu pesan terakhir yang tidak dibalas lagi oleh Firsa saat itu.
Sejauh percakapan dan perjalanan Firsa bersama teman lamanya, di dalam pikiran Firsa hanya Nino dan Nino. Mungkin temannya merasa bahwa sejak awal bertemu dan bercerita dia hanya bercerita dengan sebuah patung berbentuk Firsa di hadapannya.
            Tak lama dari percakapan demi percakapan yang mereka lewati, ada pesan masuk yang bertubi-tubi membuat Firsa melototkan matanya ke handphone miliknya itu. Ternyata saat dibuka itu pesan dari Lauren yang mengutarakan perasaannya pada Hardi.
            Firsa kamu dimana? Ternyata Hardi penunjuk jalan ke puncak loh. Dia sampai tidak tidur karena takut rombongan yang lain tersesat. Barusan dia meneleponku lagi menanyakan kabarku sekarang. Aku bilang aku sakit disini, badanku memang agak terasa demam.”         
            Oh begitu ya. Wah baguslah kalau Hardi bisa terus menghubungimu setiap saat Ren. Semoga kalian bisa terus seperti ini ya Ren.” Balasku.
            Iya Firsa, untung saja. Terimakasih ya sayang..” Pesan terakhir yang dibacanya dari Lauren.
            Di perjalanan pulang, semua ruh Firsa terasa seperti tak tahu dimana. Firsa mulai menutup diri dan tibanya dirumah dia hanya mengurung dirinya di dalam kamar.
            “Kenapa tidak ada waktu untukku?apa aku sudah tak special seperti dulu?apa benar janji lelaki memang hanya berlaku mingguan seperti yang pernah diceritakan oleh temanku?” Firsa mulai mengada-ada. Pikirannya dipenuhi segala kemungkinan terburuk yang mungkin akan membuatnya menangis.
            Aku merasa kehidupan cinta Lauren lebih indah. Dia selalu di hubungi lewat telepon oleh Hardi. Aku teringat kamu yang dulu. Kamu kenapa Nino, sekarang kau sudah berbeda. Kau sudah tak seperti dulu lagi.” Tanpa keraguan Firsa mengirimkan pesan tersebut untuk Nino yang sekarang sedang dalam perjalanan pulang ke Jakarta.
            Firsa membaca pesan Nino dengan nada kesal yang dibuat oleh dirinya sendiri  yang berisi jawaban sekaligus pesan penutup. “Oh jadi begitu. Kau lebih menyukai kehidupan cinta mereka daripada perjalanan cinta kita selama ini Firsa? Baiklah, kenapa tidak kau jadikan saja Hardi pacarmu agar kau lebih bahagia lebih dari saat kau bersamaku. Sudahlah Firsa. Jangan lagi kau menghubungiku mulai saat ini. Selamat Malam.
            Sepanjang malam terasa sangat dingin menusuk di kulit Firsa yang saat ini sedang menangis meratapi penyesalannya dengan kata-katanya yang cukup menyakiti hati Nino. Firsa merasa sangat egois apabila dia hanya melihat masalahnya hanya dari satu hari saja. Selama ini, Nino yang selalu menanyakan kabarnya, mengingatkan segala aktivitasnya, menyapanya di pagi hari, mengucapkan selamat tidur di malam saat Firsa akan menutup matanya setelah seharian beraktivitas. Nino, dia yang selalu memberikan motivasi dan semangat disaat Firsa sedang mengalami masalah yang hampir membuatnya gila. Lalu, telepon genggam Nino yang selama ini dirusak oleh atasannya karena di sela meeting penting masih sempat mengabari Firsa. Sehingga Nino harus beberapa kali membeli telepon genggam yang baru.
Semuanya yang telah dilewatinya bersama Nino, lebih dari sekedar indah, lebih dari sekedar penting. Nino juga yang setiap hari bersama Firsa saat berkesempatan kembali ke kampung halamannya karena mendapatkan libur panjang. Air mata yang menetes mengantarkan Firsa ke dalam lelap tidurnya dan pergi ke suatu tempat yang indah bersama pujaan hatinya.
           
҉

Firsa memaksakan untuk membuka matanya yang berat dan beranjak dari tidurnya. Sunrise ini sangat indah, tetapi di mata Firsa mentari seakan tak mau melihatnya karena kesalahannya semalam. Kemudian ia cepat mengambil telepon genggam untuk mengirimkan pesan pada Nino.
            Selamat pagi Nino. Mungkin kamu sudah tidak ingin melihat isi pesan dariku. Apa kamu sudah sampai Jakarta? Maafkan aku masalah semalam. Nino, aku tidak bermaksud menyakitimu dengan kata-kataku semalam. Aku mencintaimu lebih dari apapun. Aku hanya ingin kamu yang selalu ada di setiap hariku. Terimakasih Nino. Terimakasih telah hadir dan mengisi hari-hariku. Aku tidak pernah ingat apakah ada hari yang kulewati tanpamu. Kamu selalu ada bersamaku meskipun kau jauh disana. Maafkan aku Nino. Aku Sangat Mencintamu.”
            Tak ada jawaban dari Nino sejak pesan itu dikirimkan hingga matahari pun berganti shift-nya dengan rembulan. Firsa mulai gelisah, namun dia tetap percaya dan selalu berdoa agar pujaan hatinya selalu dilindungi dimanapun berada. Setelah menunaikan sholat isya, Firsa memeriksa lagi telepon genggamnya dan melihat ada satu pesan dan itu berasal dari Nino.
            Mungkin memang aku tidak bisa selalu ada untukmu Firsa. Tetapi aku selalu ingin mengetahui segala aktivitasmu dan selalu ingin menjagamu dari jauh. Sedikit sekali yang bisa aku lakukan disini untukmu. Aku sudah memaafkanmu sebelum kata maaf itu terucap dari bibirmu. Aku Sangat Mencintaimu Lebih dari Rasa Cintamu. Hanya satu yang aku pinta, mulailah untuk percaya aku. Aku akan menjaga semua janjiku padamu. Maaf pesanmu baru aku balas, aku istirahat seharian karena lelah.
            Firsa yang sudah tidak bisa membendung kebahagiaan yang memenuhi hatinya kini menumpahkan semua lewat air mata. Terimakasih Nino. Hanya kata-kata itu yang terulang berkali-kali di hati dan pikiran Firsa saat ini. Firsa baru menyadari bahwa semua yang ia lihat indah di luar, bisa diibaratkan tanaman tetangga yang lebih hijau dan segar dipandang mata. Padahal tanaman yang kita tanam selama ini dengan penuh rasa sayang dan rasa cinta lebih banyak manfaatnya dan buah yang lebih manis. Sudah banyak buah yang ia dapat dari hasil tanaman yang ia tanam. Sedangkan tanaman tetangga yang masih hijau dan segar sebenarnya merupakan tanaman yang baru saja ditanam dan baru akan melewati segala musim hujan hingga panas.
“Nino. Aku tidak ingin kehilangamu.”

-End-

Jumat, 01 Februari 2013

Steak Kentang dan Daging Saus Pasta


Uuuwalaaa...Steak  Kentang Daging saus pasta ala Indri Queen..\(^_^) abs dsuruh jg pola mkn tp mlh msak.-__- maaf ya yg.^^

Senin, 19 November 2012

NASA: Kiamat di 2012 Cuma Karangan


NASA: Kiamat di 2012 Cuma Karangan

CALIFORNIA - Kalender suku maya yang meramalkan bahwa 2012 menjadi akhir dari di kehidupan di dunia membuat sejumlah orang was-was. Karenanya, NASA pun melakukan penelitian untuk meredam rumor tersebut.

Hasilnya, NASA pun menampik ramalan yang mengatakan bahwa 21 Desember 2012 merupakan akhir dari dunia. "Seperti kalender yang terdapat pada dinding dapur Anda ketika tidak ada tanggal setelah 31 Desember. Kalender suku Maya habis setelah 21 Desember 2012. Hari itu merupakan perhitungan terakhir dalam kaleder maya - seperti kalender kita yang akan berawal pada 1 Januari lagi," kata peneliti melalui pernyataan dikutip dari situs NASA Senin (19/11/2012).

Mereka menegaskan bahwa peristiwa yang akan terjadi pada 21 Desember 2012 tidak akan ada perbedaan dari salah satu hari di tahun dan pada tanggal tertentu.

Pada tanggal itu, matahari memang akan muncul pada siang hari di ketinggian terendah di atas cakrawala, sebuah fenomena yang dikenal sebagai titik balik matahari musim dingin (winter solstice). Tidak ada hubungannya dengan konsekuensi bencana, di mana beberapa pihak mengatakan akan terjadi bencana akibat peristiwa tersebut.

Adapun teori mengatakan, pada 2012, bumi mengalami pergeseran kutub yang radikal, dan para peneliti mengatakan bahwa secara alami hal tersebut tidak mungkin.

Selain itu, para peneliti NASA juga mengatakan, bumi tidak akan mendapatkan ancaman dari terjangan meteor besar pada tahun ini. "Bumi selalu menjadi target dari terjangan komet dan asteroid, namun serangan besar sangat jarang. Terakhir terjadi pada 65 juta tahun yang lalu dan membuat dinosaurus punah," katanya.
Para peneliti mengatakan bahwa teori yang mengatakan bahwa 2012 menjadi akhir dari dunia merupakan kreasi phantasmagorical. "Banyak hal yang mucul seperti film, tayangan TV yang tidak berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Bahkan, di luar sana juga ada rilis NASA yang palsu," tutupnya.

Sumber:  http://berita.plasa.msn.com/teknologi/okezone/nasa-kiamat-di-2012-cuma-karangan

Senin, 08 Oktober 2012

Pagi ketika aku membuka mata

Pagi ketika aku membuka mata
Lamunan membawa daku bisu
Satu titik sepasang mata tertuju
Atap langit kamar
Wajahmu tersenyum ringan

Pagi ketika aku membuka mata
Mimpi membawa daku terbangun
Mentari tersenyum berbisik mesra
Bangunlah dari mimpi indahmu
Kelak dia kan datang

Putaran hitam mengayun merdu
Mengembalikan memori indah berdua
Menambah kerinduan satu hati
secangkir teh pun mencairkan lamunan
memecah keheningan yang mendalam

Pulauku dan pulaumu
kini berbeda nama
satu tujuan dan satu harapan
Cinta
Bersemilah.

Karya: Indri Oktaviana