Minggu, 20 November 2011

Perkenalan pertama (Jarak-bagian 1)

        
Setiap orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Begitu pula hidup yang saat ini aku jalani. Jika kau tanyakan padaku sebuah kalimat "Lulus SMA mau lanjut kmn tan?" dalam hatiku akan menjawab tegas sebelum bibir ini berkata, (aku ingin melanjutkan ke fakultas kedokteran), "Mungkin aku akan coba di kedokteran, atau jadi dosen seperti cita-cita ayahku". Saling mendoakan adalah tugas seorang teman jika mendengar temannya menghayal tentang masa depan.
3 bulan lagi akan memasuki masa ujian nasional. Hari yang sangat menguras keringat bagi siswa siswi SMA karena ini yang menentukan masa depan mereka termasuk aku salah satu siswi di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Sejak bulan januari awal aku sudah mempersiapkan ujian ini dengan mengikuti kursus di luar, aku mempercayai LBB Alumni sebagai tambahan waktu belajarku selain di sekolah. Dan kebetulan aku jurusan IPA jadi sangat tidak afdol apabila aku hanya belajar di sekolah saja, maklum kalau dirumah biasanya aku lebih suka baca komik daripada membuka buku yang judulnya fisika biologi kimia.
           Selain menjadi dokter aku juga tertarik dengan saran ayah untuk mencoba di STAN (Sekolah Tinggi A kuntansi Negara), ayah sangat terobsesi anaknya mengikuti jejak Ibu Sri Mulyani yang lulusan STAN dan sekarang sudah mendapat jabatan yang bagus di bank luar negeri, kabarnya gaji nya sudah mencapai miliaran rupiah uang Indonesia. Semua orang tua memang ingin yang terbaik untuk anaknya. Karena itu ayah memasukanku ke kursus STAN yang juga disediakan oleh LBB Alumni.
            Saat itu kebetulan salah satu teman dekatku juga belum menemukan tempat kursus yang pas buat waktu kami, karena disekolah kami juga ada jam tambahan untuk pelajaran yang di UN kan. Aku menawarkan tempat kursus yang baru saja aku datangi bersama ayah. Tujuan utamaku agar di tempat itu aku memiliki teman ngobrol selain teman baru yang akan aku temui nanti. Jurus sales pun aku keluarkan.
             “Ayolah ra,, semua tempat kursus udah pada penuh tau nggak, mau les dimana lagi kamu.ya.ya.ya..les sama aku aja ya ra..dsini bagus ra bisa sekaliah les STAN juga, bahkan sepaket dengan SNMPTN, untungnya banyak kan.hehe."
               “Hmm...iya sih, jadi kita pulang pergi bareng ya onni dari sekolah, kan deket sekolah kita , “
               “Bener kan, banyak untungnya kalau Ira les disini.”( Ayolah ra mau dong.)
Ira mengerutkan keningnya seakan ini adalah persoalan tersulit dalam hidupnya untuk pulang pergi bersama ku.
“oke lah nanti aku bilang sama daddy ku dulu.”Sambil senyum-senyum gaya Nick Khun, salah satu personil 2PM boy band korea. Saat itu kami memang termasuk kumpulan penggemar komik dan semua tentang korea, baik drama korea maupun musik nya. Sejak SMP kami memang suka Jepang dan Korea. Aku dan Ira sudah kenal dari kelas 2 SMA, karena saat itu kami di bagi di kelas yang sama. 
            Hari ini adalah hari dimana kami akan merasakan les pertama kami di LBB, senang sekali rasanya bisa pergi bersama ke tempat les bersama Ira. Di perjalanan kami sebelum masuk kami menyempatkan diri untuk pergi ke toko buku yang terkenal di kota ini, kami mencari komik kesukaan kami dan pasti nya Ira selalu mengingatkan ku untuk tidak menggunakan semua uang ku hanya untuk komik saja, aku harus menabung dan tidak menghamburkan uang yang telah diberikan oleh orang tua ku begitu saja. Beruntung sekali mempunyai teman seperti kamu Ira
            Yah, jam sudah menunjukkan tepat pukul 3 dimana kami seharusnya sudah berada di kelas untuk menerima materi pelajaran. Tapi kami masih berada di toko buku karena keasikan pada saat itu.
Onni! Sudah jam 3!!!gimana nih onni?masa hari pertama sudah kasih kesan gak baik sih.ayo cepet pilih komiknya onni!”
“Iya ra bentar lagi ya, bingung mau pilih yang mana nih. Lagian kan mereka belum kenal kita juga jadi walaupun telat besok juga mereka gak akan inget kalau kita yang telat hari ini kan.”. kataku dengan sangat santai.
            Akhirnya aku selesai juga memilih komik dan langsung membayarnya di kasir. Disana aku mengantri dan saat itu pula aku melihat salah satu siswi SMA Negeri favorit di kota ku sedang membayar buku yang iya mau beli, aku penasaran buku apa yang meraka baca. Aku lirik dan agak menjinjit sedikit, maklum mereka rata-rata memiliki badan yang tinggi. Sedangkan tinggiku Cuma 161 cm pada saat itu. Ketika aku melihat cover buku yang masih dibungkus plastik karena belum dibuka itu, sejenak aku terdiam dan menatap kosong komik-komik yang ada di tangan ku ini.
“Kenapa onni?kok bengong?” tanya sahabatku yang saat itu sedang melihat-lihat majalah korea yang ada di depan kasir.
Sesaat setelah mereka pergi aku pun menjawab petanyaan  nya.
“Kenapa kita gak beli buku untuk SNMPTN aja ya ra daripada beli komik?”aku tersenyum  dengan penyesalan di wajahku.
Ira menghela nafas. “yasudah nanti kita kesini lagi kita beli buku SNMPTN ya onni..Ira juga mau beli tapi belum dapat uang nya dari daddy.pengen nya sama daddy aja belinya, tapi enakan bareng onni ja deh. Oke onni.”dia tersenyum tulus agar aku tidak merasa bersalah mengeluarkan uang ke mbak kasir yang sudah menungguku membayar.
Turun dari angkot kami berdua langsung berlari ke dalam kelas, Ira langsung masuk dan disusul dengan aku yang terlebih dulu merapikan baju di depan pintu sebelum masuk. Ah rasanya malu hari pertama masuk sudah terlambat. Benar kata Ira, kenapa aku baru sadar sekarang. Omo...gimana ini, aku menghela nafas panjang lalu masuk kelas dan langsung duduk saja disamping Ira tanpa melihat wajah-wajah teman baruku yang pasti mencibir kami. Karena ini les diluar sekolah jadi kami masuk-masuk saja tanpa minta maaf lagi, kami hanya mengucapkan “Assalamualaikum”.
“Gimana onni, malu kan.hahaha.”Ira terlihat menikmati hari pertama kami les yang memalukan ini.
“haha..bisa ya kamu ketawa ra .malu nih..” Aku merasa malu karena di papan tulis sudah terlihat banyak bahan ajar yang sudah diberikan oleh tentor nya. Ternyata kami sudah tertinggal cukup jauh pelajaran kali ini. Hari pertama kami sudah diingatkan kembali dengan pelajaran matematika tentang pencerminan. Aku agak sulit di bagian pencerminan. Jadi aku lebih baik diam dan memperhatikan tentornya saja.
             “Jadi, apabila kita ganti x,y menjadi y,x maka pencerminanya akan berubah.”
              “Bagaimana kalau x,y diganti –y,-x kak, karna saya pernah nemuin soal seperti itu saat saya belajar,blablablablabla...” potong seseorang yang duduk jauh dibelakang ku.
            Sampai jam mau habis pun laki-laki itu masih menanyakan pertanyaan yang mungkin saat itu sangat mengganggu tidurnya.
“nggak mau pulang apa orang ini, jam nya kan udah habis. Besok kan bisa ditanyain.” keluh ku pada Ira yang saat itu sedang mencatat isi papan tulis ke buku catatan nya.
“Sabar ya onni, sms dulu gih ayahnya minta jemput, daripada lama nunggu.”
“Astaga lupa, iya ra” Aku langsung mengambil handphone ku dari kantong seragam sekolah yang aku kenakan.

“Iya, silakan yang mau pulang hati-hati dijalan ya. Semoga apa yang kita pelajari hari ini dapat bermanfaat dan saat UN kalian dimudahkan dalam menjawab.Amin” 
“Aminn....” semuanya menjawab doa tentor itu.Kemudian dia langsung keluar dengan membawa buku ajar nya.
“Udah di jemput onni?”
“Beluumm....haaahhh....males nih nunggu, temenin ya ra.”
“Iya, tapi nggak lama kan, takut kesorean onni.”
“Iya sayang nggak kok, kantor ayah deket sini ra.makasi ya ra..”
“Iya onni..”Akhirnya jawaban yang aku tunggu keluar juga
Kami menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan tempat duduk. Karena kami keluar duluan jadi aku bisa melihat wajah-wajah teman baruku yang keluar dari kelas satu per satu. Ada beberapa anak yang berasal dari sekolah negeri favorit di kota kami, itu terlihat dari seragam nya yang sudah familiar sekali bagi kami karena banyak yang ingin masuk SMA itu. Sayang nya aku tidak ikut tes, aku juga tidak tahu kenapa tak terlintas dipikiranku untuk ikut tes di SMA itu.
Satu persatu aku lihat muka mereka, biasa saja nggak ada yang terlalu menarik. Oia kebetulan aku baru putus dari pacar SMA ku jadi aku tidak terlalu merasa berdosa melihat orang lain yang menurutku baik untuk dilihat. Walaupun kami sudah hampir 3 tahun bersama, tapi aku sudah tidak bisa bersama nya lagi karena sifatnya yang bisa dibilang over protektif saat bersama ku. Aku pikir cukup papa ku saja yang berbuat seperti itu, karena aku anak tunggal dan wajar  diperlakukan begitu oleh orang tua. Jadi aku memutuskan untuk berpisah saja. Aku tahu ini pasti sngat menyakitkan nya, tapi daripada aku memaksakan hatiku lebih baik tidak aku lanjutkan karena itu akan lebih menyakitinya. Yah semoga dia bisa cepat melupakan ku dan menyembuhkan rasa sakitnya.
            Semua tampak biasa saja sampai ada 2 laki-laki terakhir yang keluar dan mereka berasal dari SMA Negeri yang tadi aku bicarakan. Mereka berjalan beriringan, lelaki pertama terlihat ramah dan terbuka, tetapi teman yang berjalan dibelakangnya terlihat sombong sekali, dia seperti tidak mau mengenal orang lain selain teman nya yang satu SMA dengan nya. Aku paling sebal dengan orang seperti itu karena aku termasuk orang yang dikenal murah senyum dan ramah di antara teman-temanku. Bukan maksudku untuk sombong ya. Tapi senyum menurutku adalah ibadah yang sangat bermanfaat untuk kita maupun orang lain, karena dapat menjadi penyejuk disaat gundah gulana.
          “Onni, yang kembar tadi yang mana ya Onni?”Ira memecahkan pikiranku.“Kembar?kembar apa?nggak tahu  ra.”
         “Onni nggak dengar ya tadi waktu absen terakhir nama dia tu dipanggil 2 kali, satunya Randa dan satunya Rando, tapi yang Rando nggak masuk Onni.”
        “Oh...nggak denger ra, wah unik ra, baru ini aku liat orang kembar.tapi yang mana orang nya ra?”
        “Tadi siapa yang nanya gitu trus dijawab nggak tahu on?”jawab Ira dengan nada sinis. Aku hanya memberikan senyuman termanisku pada sahabatku itu. Dan kami langsung mengalihkan pembicaraan ke film korea yang baru-baru ini kami tonton sambil mendengarkan lagu dari headset yang kami pasang di salah satu telinga kami masing-masing.
Akhirnya ayah jemput juga .Aku pun keluar, Ira juga langsung menghentikan bus yang menuju arah rumahnya. Ayahku memang ramah, setiap pulang dia selalu mengucapkan terima kasih untuk teman yang sudah menemani aku menunggu nya datang.
“Sama-sama om.hati-hati di jalan ya onni.”
“Iya Ira juga ya.da ira..”
.......
            Selesai memenuhi panggilan Allah aku langsung membuka komputerku yang diletakkan ayah di kamarku supaya mempermudah untuk mengerjakan tugas dan ngnet tentunya. Sambil membuka akunku di salah satu jejaring sosial, ku barengin dengan telponan dengan teman sekelasku yang duduk satu bangku dengan Ira. Namanya Dini. Dia anak yang aktif di kelas, semua guru mengenalnya karna keaktifan nya saat belajar.
              “Gimana tan les nya tadi?seru nggak?kata Ira tadi telat ya?hahaha”
               “Seru dong....ada anak kembarnya lagi.”
               “Wah ada yang kembar ya tan, lucu ya, waktu itu juga aku pernah liat anak kembar tan di tempat les ku di CO..Rando Randa.”
              “Siapa namanya?” Kurapatkan hanphone yang ku genggam itu di telingaku.“Rando Randa, kenapa tan?jangan-jangan mereka ya yang di tempat les kamu?”
             “Kayaknya sih iya, kalo nggak salah denger dari Ira, tapi satu nya nggak masuk, nggak tahu siapa yang nggak masuk, emangnya mirip banget ya din?” tanyaku penasaran.“Lumayan sih, soalnya aku juga jarang ketemu, Cuma tahu aja sama anak-anak di CO.”
             “Oh..kok jadi pengen tahu ya aku nya kembar tu gimana.”
             “tan..tan..mentang-mentang tadi abis belajar tentang terjadinya anak kembar kamu jadi antusias gini..ya udah deh, udah dicari kan tugas nya?”
             “Hehe..Iya udah..makasih ya Dini sayang...Assalamualaikum..”
             “Waalaikumsalam..”
            Hmm...kembar ya, kata ibu Sri di kelas tadi sih kembar tuh ada yang identik ada yang nggak, kalo yang ini identik nggak ya. Mari kita selidiki secara mendalam, ini akan menjadi pengetahuan tambahan untuk calon dokter seperti yang aku harapkan selama ini. Aku mencoba mencari info keberadaan yang mana profil mereka, walaupun aku sama sekali tidak tahu yang mana mereka tapi setidaknya aku tahu nama nya. Randa!!!dapat. Ternyata banyak sekali teman yang bersama antara aku dan Randa. Tanpa pikir panjang aku add dia. Tak lama kemudian dia menerima permintaan pertemananku. Foto profil yang di pajangnya foto waktu masih TK, jadi aku kurang jelas.
Triingg....tiba-tiba messages ku memberi sinyal kalau ada pesan baru yang masuk. Dengan santai aku mengklik pesan baru itu.
 Randa!!! Aduh gimana nih, padahal Cuma mau liat fotonya aja kenapa jadi gini.Mencoba santai, aku pun membacanya perlahan.
           “Makasih ya udah di add...Ini Intan yang di tempat les ya?”Jawab apa ya...santai aja deh.“kalau bukan gimana?”Aku mau melucu sedikit.“Loh kok bukan, fotonya udah jelas tuh. mau ngerjain ya..” 
          Haah.. padahal fotoku nggak berjilbab, kenapa dia bisa langsung tahu ya.“Hmm...saya jelmaan Intan...hihihii...” . Ini yang disebut nakutin ala anak alay.“Haha kamu lucu ya , eh kamu nggak pake jilbab ya?”Dia tuh ketawa beneran apa ngeledek ya. Kayak terpaksa gitu. 
           “Iya, sekolah aja karena wajib , mungkin nanti kuliah aku juga pakai jilbab..doain ya aku beneran berjilbab.salam kenal..”sapaku dengan tambahan emote senyum.
“Oh.. gitu ya. Amin..salam kenal juga tan.”
               Karna sudah berteman, jadi aku bisa liat foto-foto nya di profil. 
"Hahh???!!Dia kan....."
   To Be Continue.................................

2 komentar:

  1. Semangat ya aku doa kan moga lulus dengan nilai yang sempurna aminnnnnnnn

    BalasHapus
  2. Smga intan lulus dgn nilai smpurna..hhe

    BalasHapus