Setiap orang memiliki tujuan hidupnya
masing-masing. Begitu pula hidup yang saat ini aku jalani. Jika kau tanyakan
padaku sebuah kalimat "Lulus SMA mau lanjut kmn tan?" dalam hatiku
akan menjawab tegas sebelum bibir ini berkata, (aku ingin melanjutkan ke
fakultas kedokteran), "Mungkin aku akan coba di kedokteran, atau jadi
dosen seperti cita-cita ayahku". Saling mendoakan adalah tugas seorang
teman jika mendengar temannya menghayal tentang masa depan.
3 bulan lagi akan memasuki masa ujian nasional.
Hari yang sangat menguras keringat bagi siswa siswi SMA karena ini yang
menentukan masa depan mereka termasuk aku salah satu siswi di SMA Muhammadiyah
1 Palembang. Sejak bulan januari awal aku sudah mempersiapkan ujian ini dengan
mengikuti kursus di luar, aku mempercayai LBB Alumni sebagai tambahan waktu
belajarku selain di sekolah. Dan kebetulan aku jurusan IPA jadi sangat tidak
afdol apabila aku hanya belajar di sekolah saja, maklum kalau dirumah biasanya
aku lebih suka baca komik daripada membuka buku yang judulnya fisika biologi
kimia.
Selain menjadi
dokter aku juga tertarik dengan saran ayah untuk mencoba di STAN (Sekolah
Tinggi A kuntansi Negara), ayah sangat terobsesi anaknya mengikuti jejak Ibu
Sri Mulyani yang lulusan STAN dan sekarang sudah mendapat jabatan yang bagus di
bank luar negeri, kabarnya gaji nya sudah mencapai miliaran rupiah uang
Indonesia. Semua orang tua memang ingin yang terbaik untuk anaknya. Karena itu ayah memasukanku ke kursus STAN yang juga disediakan oleh LBB Alumni.
Saat itu kebetulan salah
satu teman dekatku juga belum menemukan tempat kursus yang pas buat waktu kami,
karena disekolah kami juga ada jam tambahan untuk pelajaran yang di UN kan. Aku
menawarkan tempat kursus yang baru saja aku datangi bersama ayah. Tujuan
utamaku agar di tempat itu aku memiliki teman ngobrol selain teman baru yang
akan aku temui nanti. Jurus sales pun aku keluarkan.
“Ayolah ra,, semua tempat kursus udah pada penuh tau nggak, mau les dimana
lagi kamu.ya.ya.ya..les sama aku aja ya ra..dsini bagus ra bisa sekaliah les
STAN juga, bahkan sepaket dengan SNMPTN, untungnya banyak kan.hehe."
“Hmm...iya sih, jadi kita pulang pergi bareng ya onni dari sekolah, kan deket sekolah kita ,
“
“Bener kan, banyak untungnya kalau Ira les disini.”( Ayolah ra mau dong.)
Ira mengerutkan keningnya seakan ini adalah persoalan tersulit dalam
hidupnya untuk pulang pergi bersama ku.
“oke lah nanti aku bilang sama daddy ku dulu.”Sambil senyum-senyum gaya Nick
Khun, salah satu personil 2PM boy band korea. Saat itu kami memang termasuk
kumpulan penggemar komik dan semua tentang korea, baik drama korea maupun musik
nya. Sejak SMP kami memang suka Jepang dan Korea. Aku dan Ira sudah kenal dari
kelas 2 SMA, karena saat itu kami di bagi di kelas yang sama.
Hari ini adalah hari dimana
kami akan merasakan les pertama kami di LBB, senang sekali rasanya bisa pergi
bersama ke tempat les bersama Ira. Di perjalanan kami sebelum masuk kami
menyempatkan diri untuk pergi ke toko buku yang terkenal di kota ini, kami mencari
komik kesukaan kami dan pasti nya Ira selalu mengingatkan ku untuk tidak
menggunakan semua uang ku hanya untuk komik saja, aku harus menabung dan tidak
menghamburkan uang yang telah diberikan oleh orang tua ku begitu saja.
Beruntung sekali mempunyai teman seperti kamu Ira
Yah, jam sudah menunjukkan
tepat pukul 3 dimana kami seharusnya sudah berada di kelas untuk menerima
materi pelajaran. Tapi kami masih berada di toko buku karena keasikan pada saat
itu.
“Onni! Sudah jam
3!!!gimana nih onni?masa hari pertama sudah kasih kesan gak baik sih.ayo cepet
pilih komiknya onni!”
“Iya ra bentar lagi ya, bingung mau pilih yang mana nih. Lagian kan mereka
belum kenal kita juga jadi walaupun telat besok juga mereka gak akan inget kalau
kita yang telat hari ini kan.”. kataku dengan sangat santai.
Akhirnya aku selesai juga
memilih komik dan langsung membayarnya di kasir. Disana aku mengantri dan saat
itu pula aku melihat salah satu siswi SMA Negeri favorit di kota ku sedang
membayar buku yang iya mau beli, aku penasaran buku apa yang meraka baca. Aku
lirik dan agak menjinjit sedikit, maklum mereka rata-rata memiliki badan yang
tinggi. Sedangkan tinggiku Cuma 161 cm pada saat itu. Ketika aku melihat cover
buku yang masih dibungkus plastik karena belum dibuka itu, sejenak aku terdiam
dan menatap kosong komik-komik yang ada di tangan ku ini.
“Kenapa onni?kok bengong?” tanya sahabatku yang saat itu sedang
melihat-lihat majalah korea yang ada di depan kasir.
Sesaat setelah mereka pergi aku pun menjawab
petanyaan nya.
“Kenapa kita gak beli buku untuk SNMPTN aja ya ra daripada beli komik?”aku
tersenyum dengan penyesalan di wajahku.
Ira menghela nafas. “yasudah nanti kita kesini lagi
kita beli buku SNMPTN ya onni..Ira juga mau beli tapi belum dapat uang nya dari
daddy.pengen nya sama daddy aja belinya, tapi enakan bareng onni ja deh. Oke
onni.”dia tersenyum tulus agar aku tidak merasa bersalah mengeluarkan uang ke
mbak kasir yang sudah menungguku membayar.
Turun dari angkot kami berdua langsung berlari ke
dalam kelas, Ira langsung masuk dan disusul dengan aku yang terlebih dulu
merapikan baju di depan pintu sebelum masuk. Ah rasanya malu hari pertama masuk
sudah terlambat. Benar kata Ira, kenapa aku baru sadar sekarang. Omo...gimana ini, aku
menghela nafas panjang lalu masuk kelas dan langsung duduk saja disamping Ira
tanpa melihat wajah-wajah teman baruku yang pasti mencibir kami. Karena ini les
diluar sekolah jadi kami masuk-masuk saja tanpa minta maaf lagi, kami hanya
mengucapkan “Assalamualaikum”.
“Gimana onni, malu kan.hahaha.”Ira terlihat menikmati hari pertama kami les
yang memalukan ini.
“haha..bisa ya kamu ketawa ra .malu nih..” Aku merasa malu karena di papan
tulis sudah terlihat banyak bahan ajar yang sudah diberikan oleh tentor nya.
Ternyata kami sudah tertinggal cukup jauh pelajaran kali ini. Hari pertama kami
sudah diingatkan kembali dengan pelajaran matematika tentang pencerminan. Aku
agak sulit di bagian pencerminan. Jadi aku lebih baik diam dan memperhatikan
tentornya saja.
“Jadi, apabila kita ganti x,y menjadi y,x maka pencerminanya akan berubah.”
“Bagaimana kalau x,y diganti –y,-x
kak, karna saya pernah nemuin soal seperti itu saat saya belajar,blablablablabla...”
potong seseorang yang duduk jauh dibelakang ku.
Sampai jam mau habis
pun laki-laki itu masih menanyakan pertanyaan yang mungkin saat itu sangat
mengganggu tidurnya.
“nggak mau pulang apa orang ini, jam nya kan udah
habis. Besok kan bisa ditanyain.” keluh ku pada Ira yang saat itu sedang
mencatat isi papan tulis ke buku catatan nya.
“Sabar ya onni, sms dulu gih ayahnya minta jemput,
daripada lama nunggu.”
“Astaga lupa, iya ra” Aku langsung mengambil handphone
ku dari kantong seragam sekolah yang aku kenakan.
“Iya, silakan yang mau pulang hati-hati dijalan ya.
Semoga apa yang kita pelajari hari ini dapat bermanfaat dan saat UN kalian
dimudahkan dalam menjawab.Amin”
“Aminn....” semuanya menjawab doa tentor
itu.Kemudian dia langsung keluar dengan membawa buku ajar nya.
“Udah di jemput onni?”
“Beluumm....haaahhh....males nih nunggu, temenin ya
ra.”
“Iya, tapi nggak lama kan, takut kesorean onni.”
“Iya sayang nggak kok, kantor ayah deket sini
ra.makasi ya ra..”
“Iya onni..”Akhirnya jawaban yang aku tunggu keluar juga
Kami menunggu di ruang
tunggu yang sudah disediakan tempat duduk. Karena kami keluar duluan jadi aku
bisa melihat wajah-wajah teman baruku yang keluar dari kelas satu per satu. Ada
beberapa anak yang berasal dari sekolah negeri favorit di kota kami, itu
terlihat dari seragam nya yang sudah familiar sekali bagi kami karena banyak
yang ingin masuk SMA itu. Sayang nya aku tidak ikut tes, aku juga tidak tahu
kenapa tak terlintas dipikiranku untuk ikut tes di SMA itu.
Satu persatu aku lihat
muka mereka, biasa saja nggak ada yang terlalu menarik. Oia kebetulan aku baru
putus dari pacar SMA ku jadi aku tidak terlalu merasa berdosa melihat orang
lain yang menurutku baik untuk dilihat. Walaupun kami sudah hampir 3 tahun
bersama, tapi aku sudah tidak bisa bersama nya lagi karena sifatnya yang bisa
dibilang over protektif saat bersama ku. Aku pikir cukup papa ku saja yang
berbuat seperti itu, karena aku anak tunggal dan wajar diperlakukan begitu oleh orang tua. Jadi aku
memutuskan untuk berpisah saja. Aku tahu ini pasti sngat menyakitkan nya, tapi
daripada aku memaksakan hatiku lebih baik tidak aku lanjutkan karena itu akan
lebih menyakitinya. Yah semoga dia bisa cepat melupakan ku dan menyembuhkan
rasa sakitnya.
Semua
tampak biasa saja sampai ada 2 laki-laki terakhir yang keluar dan mereka
berasal dari SMA Negeri yang tadi aku bicarakan. Mereka berjalan beriringan,
lelaki pertama terlihat ramah dan terbuka, tetapi teman yang berjalan
dibelakangnya terlihat sombong sekali, dia seperti tidak mau mengenal orang
lain selain teman nya yang satu SMA dengan nya. Aku paling sebal dengan orang
seperti itu karena aku termasuk orang yang dikenal murah senyum dan ramah di
antara teman-temanku. Bukan maksudku untuk sombong ya. Tapi senyum menurutku
adalah ibadah yang sangat bermanfaat untuk kita maupun orang lain, karena dapat
menjadi penyejuk disaat gundah gulana.
“Onni, yang kembar tadi yang mana ya Onni?”Ira
memecahkan pikiranku. “Kembar?kembar apa?nggak tahu ra.”
“Onni nggak dengar ya tadi waktu absen terakhir nama
dia tu dipanggil 2 kali, satunya Randa dan satunya Rando, tapi yang Rando nggak
masuk Onni.”
“Oh...nggak denger ra, wah unik ra, baru ini aku
liat orang kembar.tapi yang mana orang nya ra?”
“Tadi siapa yang nanya gitu trus dijawab nggak tahu
on?”jawab Ira dengan nada sinis. Aku hanya memberikan
senyuman termanisku pada sahabatku itu. Dan kami langsung mengalihkan
pembicaraan ke film korea yang baru-baru ini kami tonton sambil mendengarkan
lagu dari headset yang kami pasang di salah satu telinga kami masing-masing.
Akhirnya ayah jemput
juga .Aku pun keluar, Ira juga langsung menghentikan bus yang menuju arah rumahnya.
Ayahku memang ramah, setiap pulang dia selalu mengucapkan terima kasih untuk
teman yang sudah menemani aku menunggu nya datang.
“Sama-sama om.hati-hati di jalan ya onni.”
“Iya Ira juga ya.da ira..”
.......
Selesai
memenuhi panggilan Allah aku langsung membuka komputerku yang diletakkan ayah
di kamarku supaya mempermudah untuk mengerjakan tugas dan ngnet tentunya.
Sambil membuka akunku di salah satu jejaring sosial, ku barengin dengan
telponan dengan teman sekelasku yang duduk satu bangku dengan Ira. Namanya Dini.
Dia anak yang aktif di kelas, semua guru mengenalnya karna keaktifan nya saat
belajar.
“Gimana tan les nya tadi?seru nggak?kata Ira tadi
telat ya?hahaha”
“Seru dong....ada anak kembarnya lagi.”
“Wah ada yang kembar ya tan, lucu ya, waktu itu juga
aku pernah liat anak kembar tan di tempat les ku di CO..Rando Randa.”
“Siapa namanya?” Kurapatkan hanphone yang ku genggam
itu di telingaku. “Rando Randa, kenapa tan?jangan-jangan mereka ya
yang di tempat les kamu?”
“Kayaknya sih iya, kalo nggak salah denger dari Ira,
tapi satu nya nggak masuk, nggak tahu siapa yang nggak masuk, emangnya mirip
banget ya din?” tanyaku penasaran. “Lumayan sih, soalnya aku juga jarang ketemu, Cuma tahu
aja sama anak-anak di CO.”
“Oh..kok jadi pengen tahu ya aku nya kembar tu
gimana.”
“tan..tan..mentang-mentang tadi abis belajar tentang
terjadinya anak kembar kamu jadi antusias gini..ya udah deh, udah dicari kan
tugas nya?”
“Hehe..Iya udah..makasih ya Dini
sayang...Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..”
Hmm...kembar
ya, kata ibu Sri di kelas tadi sih kembar tuh ada yang identik ada yang nggak,
kalo yang ini identik nggak ya. Mari kita selidiki secara mendalam, ini akan
menjadi pengetahuan tambahan untuk calon dokter seperti yang aku harapkan
selama ini. Aku mencoba mencari info keberadaan yang mana profil mereka, walaupun
aku sama sekali tidak tahu yang mana mereka tapi setidaknya aku tahu nama nya.
Randa!!!dapat. Ternyata banyak sekali teman yang bersama antara aku dan Randa.
Tanpa pikir panjang aku add dia. Tak lama kemudian dia menerima permintaan
pertemananku. Foto profil yang di pajangnya foto waktu masih TK, jadi aku
kurang jelas.
Triingg....tiba-tiba
messages ku memberi sinyal kalau ada pesan baru yang masuk. Dengan santai aku
mengklik pesan baru itu.
Randa!!! Aduh gimana nih, padahal Cuma mau
liat fotonya aja kenapa jadi gini. Mencoba santai, aku pun
membacanya perlahan.
“Makasih ya udah di add...Ini Intan yang di tempat
les ya?” Jawab apa ya...santai aja deh. “kalau bukan gimana?” Aku mau melucu sedikit. “Loh kok bukan, fotonya udah jelas tuh. mau
ngerjain ya..”
Haah.. padahal fotoku nggak berjilbab, kenapa dia bisa langsung tahu ya. “Hmm...saya jelmaan Intan...hihihii...” . Ini yang disebut nakutin ala anak alay.“Haha kamu lucu ya , eh kamu nggak pake jilbab ya?” Dia tuh ketawa beneran apa ngeledek ya. Kayak terpaksa
gitu.
“Iya, sekolah aja karena wajib , mungkin nanti kuliah aku juga pakai jilbab..doain ya aku beneran berjilbab.salam kenal..”sapaku dengan tambahan emote senyum.
Haah.. padahal fotoku nggak berjilbab, kenapa dia bisa langsung tahu ya.
“Iya, sekolah aja karena wajib , mungkin nanti kuliah aku juga pakai jilbab..doain ya aku beneran berjilbab.salam kenal..”sapaku dengan tambahan emote senyum.
“Oh.. gitu ya. Amin..salam kenal juga tan.”
To
Be Continue.................................